Monday, December 04, 2006

Antara Aa Gym dan YZ

Berita Aa Gym nikah lagi (poligami) hampir mendominasi semua media massa pekan ini. Tiada hari tanpa berita mengenai pernikahan yang membuat "heboh" masyarakat itu. Yang membuat berita pernikahan poligami ini heboh adalah karena Aa Gym adalah public figure dan panutan masyarakat, khususnya ibu-ibu. Jadi, apa pun yang dilakukan oleh Aa Gym selalu menjadi sorotan, termasuk soal yang sensitif ini, yaitu poligami. Saking gencarnya berita pernikahan ini, Aa Gym sampai melakukan konferensi pers dua kali. Kemunculan istri keduanya bersama Teh Ninih di Daarut Tauhid Senin kemaren merupakan klimaks berita pernikahan ustad kondang ini.

Sebenarnya, poligami adalah hal yang biasa di dalam ajaran Islam. Islam membolehkan pria poligami asalkan bisa berlaku adil. Jika tidak berlaku adil, maka cukuplah istri itu satu saja. Praktek poligami sebenarnya sudah dilakukan banyak orang, mulai dari ulama, pejabat, sampai rakyat biasa. Pernikahan poligami saat ini umumnya selalu ditutup-tutupi, karena bagi sebagian masyarakat poligami dipandang sebagai aib dan memalukan. Pro kontra soal poligami masih terus berlangsung. Umumnya kaum perempuan menolak poligami, karena secara perasaan poligami cenderung dianggap merugikan istri pertama. Kaum feminis pun menganggap poligami sebagai praktek yang merendahkan harkat perempuan. Bagi kaum agamawan, poligami dipandang sebagai jalan keluar dari praktek perzinahan. Ketimbang berzinah atau selingkuh, maka lebih baik menikah lagi.

Saya tidak hendak membela Aa Gym. Terus terang, saya bukan pengagum Aa Gym. Saya jarang mengikuti ceramah-ceramahnya atau membaca buku-buku tentang dirinya. Saya tidak mau terjebak dalam kultus individu. Cukuplah Allah yang dikultuskan, dan cukuplah Rasulullah sebagai panutan. Namun, karena Aa Gym sudah menjadi milik publik, maka sepak terjangnya tentu tidak lepas dari sorotan. Mau tidak mau saya pun ikut mencermati berita soal poligami Aa ini. Kebanyakan memang berkomentar miring dan sinikal. Diskusi di milis dosen ITB hampir selama beberapa hari ini menyoroti soal pernikahan Aa Gym. Isinya berneka ragam, mulai dari bisa memaklumi dari sudut pandang agama, menganggap itu hak Aa Gym, sampai pandangan sinis dan nakal. saya pikir, itulah risiko yang ditanggung seorang public figure yang berpoligami.

Disaat berita pernikahan Aa Gym mendominasi, di seberang kota, di Jakarta, juga muncul berita yang menghebohkan. Seorang anggota DPR berinisial YZ (belakangan ditulis lengkap sebagai Yahya Zaini) terlibat skandal seks dengan seorang penyani dangdut yang tidak sukses, ME (belakangan ditulis lengkap sebagai Maria Eva). Rekaman video adegan intim YZ dengan ME terkuak dan menjadi konsumsi publik. Rekaman yang diambil dengan ponsel berkamera itu dibuat pada tahun 2004 pada waktu kampenaye Pemilu. Entah kenapa rekaman video itu beredar dan terungkaplah peerilaku amoral wakil rakyat itu. Gedung DPR pun kebakaran jenggot karena ulah seorang anggotanya. Perilaku YZ dianggap mencemakan DPR dan Partai Golkar (tempat ybs menjabat sebagai pengurus). Yang menarik adalah pengakuan ME, bahwa dia melakukan perzinahan itu tidak dalam keadaan menikah dengan YZ. Dengan kata lain, ME adalah wanita simpanan atau selingkuhan YZ. Yang mengagetkan, hubungan gelap itu membuahkan janin dan atas perintah istri YZ janin itu terpaksa digugurkan. Dua dosa yang dilakukan oleh pasangan ini, yaitu perzinahan dan pengguguran kandungan.

Marilah kita simak latar belakang YZ. YZ adalah mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam. Di Partai Golkar ia menjabat sebagai Ketua Seksi Keagamaan. HMI dan Seksi Keagamaan berkonotasi orang-orang yang berperilaku islami, namun ternyata dalam prakteknya yang bersangkutan melakukan perbuatan yang bertolak belakang dengan simbol-simbol Islam yang melekat di dalam dirinya. Sungguh memalukan jika kita memahami perilaku orang-orang yang sok alim ini. Tidak ada jaminan orang-orang seperti ini sehari-harinya menampilkan perilaku yang islami juga.

Antara YZ dan Aa Gym jelas beda. Aa Gym menikahi istri kedua secara sah dan dibolehkan dalam agama, sedangkan YZ - karena takut ketahuan istri pertama - melakukan perselingkuhan dan perzinahan, bahkan sampai membuahkan janin, dengan wanita lain secara sembunyi. Maka, benarlah bahwa poligami itu lebih baik daripada berzinah. Yang satu halal, yang kedua haram. Tergantung kita memilih mau setuju yang mana. Hanya saja, di sebagian masyarakat kita berkembang pandangan yang sebaliknya. Poligami dipandang sebagai aib, sedangkan perzinahan dianggap sebagai "kecelakaan" saja yang suatu saat bisa dimaafkan (misalnya dengan pertobatan). Inilah pandangan masyarakat kita yang sakit.

He..he, saya sama sekali tidak ada niat dalam hati meniru Aa Gym soal hal ini. Masih banyak prioritas penting dalam hidup saya ketimbang melakukan poligami. Membesarkan anak dan mencari nafkah buat anak istri jauh lebih utama ketimbang memikirkan soal yang satu ini. Namun, saya tidak menentang poligami karena saya meletakkan poligami secara proporsional sesuai dengan hukum agama Islam, yaitu praktek yang diblehkan dalam agama dengan syarat yang sangat berat.

Adapun Aa Gym, biarlah dia menjalani pilihan hidupnya itu, dan mudah-mudahan saja keluarganya tetap sakinah. Kita hanya bisa mendoakan, karena mendoakan yang baik buat seseorang dianjurkan dalam agama. Sedangkan YZ, dia sudah mendapat hukuman sosial dari masyarakat atas perilaku amoralnya dan biarlah Allah saja yang menghukum baik buruknya dia di akhirat nanti.

2 Comments:

Blogger Ady Wicaksono & Family said...

Menyoal AA Gym Setuju pak,.....
Mungkin karena prosesnya tunjuk langsung gak pake proses tender, ibu2 pada sewot....

Ya begitulah ibu2 Pak, harap maklum

10:56 PM  
Blogger Rinaldi Munir said...

Bisa aja kamu ini, Ady... Ady...

12:12 AM  

Post a Comment

<< Home